Yup kali ini saya akan berbagi tentang pengalaman jalan-jalan ke Candi Borobudur pada tgl 8 Maret 2014.
Sekedar info,
Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Candi ini merupakan candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Ankor Wat di Kamboja dan terbesar di Indonesia tentunya.
Jadi candi Borobudur merupakan peninggalan budaya yang gak bisa dilewatkan begitu saja. Alkisah perjalanan ini dimulai karena ada sahabat kecil saya dulu sewaktu di Bitung, Sulawesi Utara datang ke jogja. Udah lama banget gak ketemu, 8 tahunan ada deh kayaknya. Waktu datang ke Jogja dia pengen banget nge-explore semua yang ada di Jogja dan sekitarnya, tapi klo cuma 2 hari gak bakal cukup dan akhirnya setelah berbincang-bincang kesana kesini diputuskan untuk jalan-jalan ke Candi Borobudur dan ke Ketep Pass. Perjalanan dimulai pada hari minggu, 8 Maret 2014 jam 10.00 WIB dengan personel Saya (Wahyu Utomo), Pratiwi Hasan, Setiawan Miolo, dan Ade Puspitasari. Kami berangkat menggunakan motor dengan formasi saya berboncengan dengan Tiwi dan Wawan Berboncengan dengan Ade. Saat perjalanan dari Jogja menuju Borobudur cuaca sangat panas, dan emang di Borobudur juga panas.
Saat tiba di Borobudur, antrian di loket tiket cukup rame. Maklum saja saat itu hari minggu dan cuaca cerah, banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang. Untuk masuk ke kompleks Borobudur diwajibkan membeli tiket seharga Rp. 30000,-/orang, cukup mahal memang soalnya saat itu hari libur dan tarifnya berbeda dengan yang biasannya seharga Rp. 17500,-. Siang itu matahari sangat menyengat sehingga kami menyewa 2 buah payung masing-masing seharga Rp. 5000,-.
Saat memasuki kompleks candi Borobudur pengunjung diwajibkan menggunakan kain yang telah disediakan oleh panitia, kain itu dipasang dengan posisi yang Laki-laki ikatan di sebelah kanan dan yang Perempuan ikatan di sebelah kiri. Ingat jangan kebalik ya, ntar sama kaya si Wawan, hahaha. Jika kesulitan dapat meminta bantuan kepada petugas, petugasnya ramah-ramah kog, yaiyalah dibayar. :D
Sesampainya di candi termegah di Indonesia ini kami langsung hunting photo, dari yang pose alay, cool, aneh, sampe yang paling jijiki pun dicoba. Sembari mengagumi keindahan candi ini kami mengumpulkan beratus-ratus photo dalam kamera. Terkadang pun saya berpikir, apa iya ya jaman dahulu yang belum semodern sekarang bisa membuat candi semegah dan sehebat ini?. Bayangkan saja berapa lama waktu yang dibutuhkan dan berapa orang yang bekerja untuk membangun candi ini, maklum aja coy anak sipil mikirnya kesono mulu. :D. Tapi sungguh saya kagum dengan orang-orang jaman dahulu, jika dibandingkan dengan orang-orang jaman sekarang yang serba modern orang-orang jaman dulu dengan segala keterbatasannya sungguh hebat. Perjuangan jaman dulu tuh sesuatu banget, ironis sekali memang melihat fakta-fakta orang jaman sekarang yang kurang greget. Dan juga yang saya kagum kepemimpinan saat membuat candi ini, dengan satu visi dia membangun candi tahap demi tahapan hingga seperti sekarang ini. HEBAT.
Berikut pemandangan-pemandangan candi borobudur yang super megah itu, dan tak lupa juga foto narsis kami. hehe
Nih Penampakannya :
Mau Lagi..? Nyoh :
Jadi candi Borobudur merupakan peninggalan budaya yang gak bisa dilewatkan begitu saja. Alkisah perjalanan ini dimulai karena ada sahabat kecil saya dulu sewaktu di Bitung, Sulawesi Utara datang ke jogja. Udah lama banget gak ketemu, 8 tahunan ada deh kayaknya. Waktu datang ke Jogja dia pengen banget nge-explore semua yang ada di Jogja dan sekitarnya, tapi klo cuma 2 hari gak bakal cukup dan akhirnya setelah berbincang-bincang kesana kesini diputuskan untuk jalan-jalan ke Candi Borobudur dan ke Ketep Pass. Perjalanan dimulai pada hari minggu, 8 Maret 2014 jam 10.00 WIB dengan personel Saya (Wahyu Utomo), Pratiwi Hasan, Setiawan Miolo, dan Ade Puspitasari. Kami berangkat menggunakan motor dengan formasi saya berboncengan dengan Tiwi dan Wawan Berboncengan dengan Ade. Saat perjalanan dari Jogja menuju Borobudur cuaca sangat panas, dan emang di Borobudur juga panas.
Dari kiri-kanan : Wawan, Ade, Tiwi dan yang paling kecil Wahyu :D
Saat memasuki kompleks candi Borobudur pengunjung diwajibkan menggunakan kain yang telah disediakan oleh panitia, kain itu dipasang dengan posisi yang Laki-laki ikatan di sebelah kanan dan yang Perempuan ikatan di sebelah kiri. Ingat jangan kebalik ya, ntar sama kaya si Wawan, hahaha. Jika kesulitan dapat meminta bantuan kepada petugas, petugasnya ramah-ramah kog, yaiyalah dibayar. :D
Sesampainya di candi termegah di Indonesia ini kami langsung hunting photo, dari yang pose alay, cool, aneh, sampe yang paling jijiki pun dicoba. Sembari mengagumi keindahan candi ini kami mengumpulkan beratus-ratus photo dalam kamera. Terkadang pun saya berpikir, apa iya ya jaman dahulu yang belum semodern sekarang bisa membuat candi semegah dan sehebat ini?. Bayangkan saja berapa lama waktu yang dibutuhkan dan berapa orang yang bekerja untuk membangun candi ini, maklum aja coy anak sipil mikirnya kesono mulu. :D. Tapi sungguh saya kagum dengan orang-orang jaman dahulu, jika dibandingkan dengan orang-orang jaman sekarang yang serba modern orang-orang jaman dulu dengan segala keterbatasannya sungguh hebat. Perjuangan jaman dulu tuh sesuatu banget, ironis sekali memang melihat fakta-fakta orang jaman sekarang yang kurang greget. Dan juga yang saya kagum kepemimpinan saat membuat candi ini, dengan satu visi dia membangun candi tahap demi tahapan hingga seperti sekarang ini. HEBAT.
Berikut pemandangan-pemandangan candi borobudur yang super megah itu, dan tak lupa juga foto narsis kami. hehe
Nih Penampakannya :
Mau Lagi..? Nyoh :
Always sharing, always understanding.
Keep sharing ^^